Hello !! >

Hi, welcome to my world, enjoy this blog :D

Senin, 15 Juni 2020

Gelap. Aku Butuh Pertolongan.

Belakangan aku merasakan jiwaku diselimuti kegelapan. Kegelapan yang ada di sekelilingku tampak merenggut cahaya yang mencoba masuk dari celah celah yang kian menyempit. Sesak. Aku sulit bernapas.

Bayangan dari skenario-skenario keji mendadak muncul dan tidak dapat terbendungkan. Mendorong. Menendang. Mencekik. Bisa-bisanya emosi seperti ini bersemai dan tumbuh hingga akarnya mencengkeram kuat dalam palung jiwaku. Jiwaku meronta. Aku butuh pertolongan.

Luapan emosi ini harus disalurkan. Aku tidak bisa menahannya lebih lama. Emosi yang kian hari menggores luka yang lebih dalam.

Sampaikan saja, sayang. Agar jiwamu tenang.

Maka kukerahkan segenap nyali untuk mengurai benang yang kusut. Satu persatu, ikatannya coba kulepas. Berhati-hati, supaya tidak menciptakan luka lain.

Namun aku gagal.

Emosi yang tersalurkan ini belum selesai. Ia, entah bagaimana, menemui jalan buntu. Muak. Entah kata apa yang lebih halus untuk menjelaskan duduk perkara. Hanya masalah perbedaan. Namun aku tidak mendapatkan apa yang aku butuhkan dari permasalahan ini.

Perasaan dihargai.

Seorang sahabat pernah bilang, bahwa sejatinya hati yang terluka hanya butuh menerima kata maaf yang tulus. Kata maaf tulus bagaikan air  yang mampu padamkan api.

Permintaan maaf yang penuh kerendahhatian, bukan permintaan maaf dengan sejuta pembelaan.

Emosiku sedang tidak stabil. Jiwaku sedang tidak baik-baik saja. Aku lelah akan bayang-bayang iblis yang menyuruhku membunuhmu. Tidak. Aku bukan pembunuh. Apa ini yang dirasakan orang orang psikopat? Keinginan besar untuk membunuh. Tapi aku beruntung bisikan itu tidak mengambil alih akal sehat dan nuraniku

Seandainya kau mau mendengar barang sebentar, bukan sibuk menyanggah dan membuatku merasa lebih rendah. Seandainya kau mau hargai perasaanku, sekalipun itu kau anggap tidak masuk di nalarmu, mungkin luka ini akan sembuh.

Gelap. Aku butuh pertolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar