Entah kapan kali pertama aku bisa dekat dengan beliau. Guru-guru SMP IT Harapan Bunda memang sangat ramah terhadap murid-muridnya, dan keramahan adalah hal yang paling bisa membuatku merasa nyaman.
Mungkin Pramuka adalah titik awal aku mengenal Ustadzah Dafa lebih dekat.
Ustadzah Dafa memang seorang pembina Pramuka, guru Olahraga, dan juga guru yang paling banyak dikangenin di SMP IT Harapan Bunda. Baik di saat KBM maupun di luar KBM, ketika berbicara dengan Ustadzah Dafa berasa sedang berbicara dengan seorang sahabat. Ustadzah Dafa memang sangat ramah.
Intensitas pertemuanku dengan beliau memang lebih sering daripada teman-teman yang tidak ikut Pramuka, bahkan Ustadzah Dafa pun tidak keberatan memanggilku dengan panggilan akrab yaitu Diffie, di saat guru lain masih memanggilku dengan nama asliku: Anissa Dyah Pertiwi. Itu merupakan hal sepele yang sangat berarti bagiku, yang statusku saat itu hanyalah seorang murid SMP.
Ustadzah Dafa memiliki tanggal lahir yang dekat denganku, dan beliau tidak pernah lupa mengucapkan selamat di hari ulang tahunku, bahkan puncaknya beliau menghadiahiku sebuah novel berjudul "Pukat" dari Serial Anak-anak Mamak karya Tere-Liye. Aku memang sangat menyukai karya-karya Tere-Liye, sehingga hadiah itu benar-benar membuatku merasa istimewa.
Pernah suatu hari ketika fisikku lemah karena kecapaian setelah latihan rutin Pramuka, Ustadzah Dafa-lah yang mengantarkanku pulang ke rumah dengan selamat. Sampai di dalam rumah, bayangkan! Padahal rumah Ustadzah Dafa jauh berlawanan arah dari rumahku. Itu juga membuatku semakin menyayangi beliau.
Tidak hanya itu, ketika dahulu aku mengikuti lomba penulisan cerpen tingkat nasional, Ustadzah Dafa dengan baiknya menyempatkan untuk membaca naskahku yang acak-acakan dan mengeditnya sehingga lebih enak dibaca. Bahkan beliau rela pontang-panting mengurus segala persyaratan yang dibutuhkan dalam perlombaan itu, hingga Alhamdulillah aku berhasil masuk 10 besar finalis. Itu semua berkat perhatian dari Ustadzah Dafa. Yang kali pertama memberitahu bahwa aku lolospun adalah Ustadzah Dafa.
Aku dan teman-teman merasakan kehilangan yang teramat sangat ketika Ustadzah Dafa harus pindah, tidak lagi mengajar di Harapan Bunda. Beliau sekarang bekerja di Puskesmas di Kota Batang. Namun, sejak sebelum kepindahan beliau sampai saat ini, yang paling sering adalah agenda curhat. Tidak hanya curhat secara langsung, Ustadzah Dafa pun menerima curhatan dalam bentuk sms dan telpon, tidak keberatan sama sekali bahkan dengan cepat membalasnya! Memang bukan denganku saja Ustadzah Dafa berlaku demikian, namun kebaikhatian Ustadzah Dafa memang patut dicontoh. Kelak, bila aku menjadi seorang guru, aku ingin menjadi seorang guru yang seperti Ustadzah Dafa.
Ustadzah Dafa, terima kasih telah menjadi guru istimewa yang membuatku merasa istimewa.
I Love You, Ustadzah :)
terimakasih kembali mbak dif. salam sayang dari ustadzah dan dek afiza :*
BalasHapus