Bu Erlau tersenyum. Dia akan
mengajari teknik kolase pada anak didiknya. Kertas gambar, gunting, LEM, kertas
marmer, bingkai, semua lengkap. Bu Erlau menginjak REM dan memarkirkan mobilnya
begitu sampai di gedung yang amat dicintainya. Beberapa menit setelah pelajaran
dimulai, sesuatu menarik perhatiannya, gambar milik Gero. Bu Erlau bertanya
mengapa Gero menggambar mangkuk sayur KOL, bukan mobil atau robot seperti teman
laki-lakinya. Mami Gero suka membuatkan sayur kol yang enak, Gero suka,
ungkapnya riang. Bocah itu tidak bersedih, matanya justru berbinar menyiratkan
kebanggaan yang teramat dalam. Bu Erlau menahan air matanya supaya tidak jatuh.
Mami Gero telah lama meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar