Dia tersenyum memamerkan deretan
GIGInya yang terawat. Mencium takzim punggung tangan ibunya. Menyadari anak
sematawayangnya akan pergi merantau, sang ibu meletakkan SAPUnya begitu saja,
lantas berlari masuk ke dalam rumah. Kembali dengan amplop di tangan. Dia menolak,
modal seadanya yang telah dikumpulkan tiga tahun terakhir dirasa cukup. Dia
ingin mandiri. Berangkat menuju stasiun, KERETA akan membawanya mencari
kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar